Rabu, 13 Mei 2009

menanti politik yang humanis

Ini sepertinya hanya sebuah angan yang begitu sulit untuk diwujudkan, tapi juga munggin untuk dilakukan, kemungkinan itulah yang ada di dunia ini (terlebih spekulasi),
Semua manusia berdiri sendiri dengan kemampuan dan keinginan yang berbeda, dan ketika mereka bersama itu adalah keputusan yang sebenarnya menunjukkan kekurangannya, yang membutikan BAHWA manusia membutuhkan orang lain. padahal tanpa itu semua manusia dapat hidup secara madiri, tapi energi yang dikeluarkan begitu besar, terkadang menjadi malas dengan keruwetan yang ada dalam bayangan mereka. Ini juga dipengaruhi kebudayaan yang sekarang telah menjadi instan.

Dalam tulisan ini, saya begitu tertarik dengan apa yang terjadi dalam masyarakat ini, khususnya dalam dunia politik. Sekarang begitu terlihat kacau dan bediri sendiri dengan ke-egoan masing-masing yang sebenarnya membawa pada sebuah desain yang begitu besar dan sangat sulit untuk dimengerti dimana muaranya. Semua masih dalam prediksi dan spekulasi antara keberhasilah dan kegagalanya dengan probabilitas yang sama kuatnya.

Rakyat ibaratnya sekarang harus mengunakan akal sehat dengan menggunakan seluruh rasionalitas yang mereka miliki, dan menurut saya ini adalah sebuah momen untuk membangun kesadaran masyarakat, yang selama ini di ninabobokkan oleh realitas. Rakyat terlalu dimajakan oleh keputusan-keputusan politik dan terlalu pasrah pada kenyataan. dan inilah yang seharusnya dibuang jauh-jauh.

Tanpa harus minilai baik atau buruk, semua orang berhak untuk menentukan apapun pilihanya, tanpa harus ada paksaan. dengan syarat, kita harus tahu tentang apapun yang ada dinegeri ini dengan tanpa mengesampingkan privasi seseorang.

POLITIK BUMI GARUDA
Politik yang sebenarnya adalah baik dan suci, tetapi kemudian dimasuki oleh keperntingan pribadi dan golongan yang kemudian menjadi munafik. Yang mengherankan mereka selalu menjual rakyat untuk dijadikan modal dukungan, dengan harapan dapat menjadikan rakyat sejahtera.

Momentum PILPRES, Konflik yang diciptakan begitu rapi, itu sebuah kenampakan yang sangat bagu, tapi sebenarnya terjadi adalah kekacauan. Saya menangkap itu yang ada dalam kaitannya dengan pemilihan Sesorang bukan dari partai, oleh calon presiden dari partai demokrat(PD), sebuah menuver yang begitu tajam dan semua orang tak tahu kemana arahnya nanti. Memang selama ini Susilo Bambang Yudoyono begitu penuh misteri, ia begitu terpengaruh dengan orang-orang sekitar.

Pencalonan SBY memang menjadi misteri tersendiri bagi saya, mulai dari kali pertama presiden SBY mencalonkan diri menjadi presiden, itu adalah kali pertama desain yang dibuat. Kemunculannya menjadi tepat dan momennya pas, itu adalah desain yang begitu menarik, sehingga SBY dapat terpilih menjadi seorang Presiden 2004-2009.

Pada pencalonan kali ini, SBY mendesain sedemikian rupa, dengan menganggap partai semakin tak bernilai, ini terlihat dari (partai Golkar) kemudian PKS, PDIP, PAN. Ini adalah sebuah opini yang dibangun pada masyarakat bahwa posisi partai partai itu tidak penting. Sebuah konspirasi politik yang sagat bagus. dan itulah pembunuhan karakter yang dilakukan oleh Partai Demokrat terhadap partai dibawahnya.

Memang secara langsung tak begitu merasakan, tetapi realitanya demikian, sepertinya kita tak butuh mereka, tapi yang menentukan kebijakan adalah mereka, dan yang menjadi alasan mereka adalah mereka dengan dapat lebih mudah untuk dapat membelik rakyat ekonomi bawah dengan embel-embel* (syarat ketentuan berlaku) ironis memang, meski kita kelihatannya telah merdeka, ternyata kita masih terjajah oleh orang lain yang memanfaatkan bangsa sendiri (meksi mereka tak sadar)

0 komentar: